BTemplates.com

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
Cute Rocking Baby Monkey

Blogroll

Senin, 05 Desember 2016

Empirisme Klasik dan Modern


Ajaran-ajaran Pokok Empirisme
Empirisme adalah doktrin/pandangan yang menyatakan bahwa semua pengetahuan bersumber dari pengalaman. Ajaran-ajaran pokok empirisme diringkas sebagai berikut:
·         Empirisme meyakini bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman.
·         Empirisme amat menekankan metode empiris-eksperimental.
·         Empirisme menggunakan penalaran induktif.
Aristoteles
Aristoteles pernah mendirikan pusat penelitian dan pendidikan bernama Lyceum, termasuk filsuf yag paling berpengaruh bagi orang-orang. Awalnya Aristoteles mengikuti filsafat Plato, namun akhirnya dia menemukan filsafatnya sendiri.
Roger Bacon
Bacon dianggap salah seorang tokoh besar yang mengembangakan Eropa dari masa kegelapan dan melahirkan Renaisans. Meskipun dipengaruhi oleh sejumlah pemikir islam, namun Bacon memisahkan iman dan nilai-nilai moral dari metode eksperimental. Dengan demikian, Bacon melakukan pemisahan permasalahan etika dengan epistemology.
Francis Bacon
Bacon menulis buku tentang metode empiris-eksperimental yang berjudul Novum Organum yang ia maksudkan sebagai penolakan terhadap metode logika eduktif Aristoteles.
Metode empiris-eksperimental Bacon dapat dirumuskan dalam empat prinsip kerja:
1.      Observing (pengamatan)
2.      Measuring (pengukuran)
3.      Explaining (penjelasan)
4.      Verifying (tes ulang)
Bacon juga mengemukakan beberapa “idola berpikir” yang mesti dihindari, yaitu:
1.      Idola Tribus (idola prangsangka yang dibentuk tradisi)
2.      Idola Specus
3.      Idola Fori
4.      Idola Theatri
Thomas Hobbes
Hobbes menerima pandangan dunia ilmiah yang deterministic, dan sangat terkesan dengan tuntutan objektivitas dan kepastian ilmu pengetahuan.
John Locke
John Locke (1632-1704) dikenal sebagai salah seorang peletak dasar empirisme.
Semua ide, menurut Locke, berasal dari pengalaman dan ide itu terdiri dari dua macam:
1.      Ide-ide yang berasal dari pengalaman lahiriah atau eksternal
2.      Ide yang berasal dari pengalaman batin atau internal
Locke percaya akan adanya tiga macam pengetahuan, yaitu:
1.      Pengetahuan intuitif
2.      Pengetahuan demonstratif
3.      Pengetahuan indrawi

Isaac Newton
Ilmu pengetahuan modern yang didasarkan atas paradigm Newtonian memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.      Alam semesta adalah sebuah mesin yang mengikuti hukum-hukum sebab-akibat.
2.      Ruang dan waktu adalah realitas yang objektif yang keberadaannya terlepas dari pengamat.
3.      Atom adalah unit terdasar dari materi.
4.      Manusia seperti mesin, misalnya panas tubuh adalah akibat gelombang radio (energy) yang bergerak kontinu.
5.      Ilmu pengetahuan pada akhirnya dapat membawa pengetahuan yang sempurna (objektif) tentang universum.

Berkeley
Berkeley menyatakan bahwa semua pengalaman tidaklah disebabkan objek-objek yang ada di luar kita. Pandangan Berkeley ini disebut imaterialisme, dengan menyatakan yang ada adalah kesadaran.
Imaterialisme Berkeley sering ditafsirkan sebagai pendapatan yang naïf atas dunia fisis atau materi.

David Hume
Hume mengemukakan pandangan salah satunya lewat bukunya Treatise on Human Nature. Yang terdiri dari tiga bagian. Pertama, membahas problem epistemologi. Kedua, membahas masalah emosi. Ketiga, membahas prinsip-prinsip moral.
Untuk menolak pandangan tentang sumber pengetahuan yang telah dibicarakan kaum empiris dan rasionalis, Hume menyatakan bahwa sumber pengetahuan hanya satu, yaitu: persepsi pancaindra.
Pemikiran Hume merupakan penantangan terhadap rasionalisme, terutama tentang gagasan ide-ide bawaan. Hume juga menolak empirisme (Locke dan Berkeley) dengan mengakui adanya keterbatasan metode empiris itu.

Immanuel Kant
Terkait dengan pemikiran epistemologinya, Kant menolak posisi ekstrem empirisme dan rasionalisme dengan mencoba mengatasinya dengan menggabungkan keduanya. Kant menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari pengalaman, namun tidak dapat direduksi pada apa yang kita alami. Pengetahuan kita hanya mengenai penampakan/fenomena dan bukan mengenai realitas apa adanya. Beberapa bagian dari pemikiran Kant adalah:

Konstruktivisme Kant
Ia mengemukakan bahwa mengetahui bukan berarti bahwa kita menangkap atau memahami objek, akan tetapi justru pengetahuan itu merupakan konstruksi atau hasil kerja subjek.
Das Ding an Sich dan Bentuk A Priori
Kant menerima premis kaum empiris bahwa seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman kita tentang realitas atau benda (Ding) yang berada di luar kita. Namun, pengamatan atas objek itu hanya sebagai rangsangan, sedangkan benda itu sendiri (hakikatnya) sama sekali tidak dapat kita ketahui.
Ruang dan Waktu
Ruang dan waktu adalah bentuk a priori yang berada pada lapisan pertama yang memungkinkan pengamatan berlangsung.
Kategori-kategori Rasio
Kategori Rasio dapat dikelompokkan menjadi empat dimensi:
a.       Kuantitas: kesatuan, kejamakan, keseluruhan.
b.      Kualitas: realitas, negasi, limitasi.
c.       Relasi: substansi dan aksiden, sebab-akibat, dan interaksi.
d.      Modalitas: mungkin/tidak mungkin, ada/tiada, niscaya/kebetulan.
Idea-idea Akal-Budi
Penyatuan objek tercapai melalui tiga “idea” atau “paham akal budi” yaitu: Allah (idea teologis), jiwa (idea psikologis) , dan “dunia” (idea kosmologis). Menurut kant, tiga idea ini merupakan acuan yang yang memungkinkan kita dapat mengerti sesuatu.
Fenomena dan Noumena
Noumena bukan objek-objek melainkan syarat yang memungkinkan pengetahuan kita tentang objek itu. Dan fenomena merupakan asumsi atau pengandaian.
Kematian Metafisika
Penolakan terhadap metafisika dari Kant terlihat dari pernyataan tentang tiga idea yang hanya sebagai paham yang memungkinkan objek indrawi mengerti.

Pragmatisisme Sebagai Empirisme Radikal
Empirisme radikal tidak memercayai objektivisme dan universalisme dengan mengemukakan kebenaran yang berproses, historis, plural, dan kontekstual.
Dalam buku Pragmatism, William James membedakan dua model atau kondisi dalam filsafat, yaitu: (1) tender-minded (lemah, lunak) dan (2) tough-minded (filsafat keras, kuat). Tender-minded: rasionalisme, intelektualisme, monistis, religius, dimanis, dan indeterminis. Dan tough-minded: empirisme, sensasionalisme, materialism, pluralis, profane, skeptic. Kemudian, james mengemukakan, pragmatism merupakan perpaduan atau jalan tengah dari dua kecendrungan itu.



Beberapa blog teman saya:
  1. eunikeaprillia
  2. andarkece
  3. michael

0 komentar:

Posting Komentar