Mengelola Kelas
Manajemen kelas yang
efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Pandangan yang baru
memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan
untuk menata diri. Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada
pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu
menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid.
Dalam menganalisis
lingkungan kelas,Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang
merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
- Kelas adalah multidimensional
- Aktivitas terjadi secara simultan
- Hal-hal terjadi secara cepat
- Kejadian sering tidak bisa diprediksi
- Hanya ada sedikit privasi
- Kelas punya sejarah.
Kelas yang ramai dan
kompleks dapat menimbulkan kekacauan dan masalah jika kelas tidak dikelola
dengan efektif. Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola
hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan
hati-hati. Dahulu, sekolah menekankan pada disiplin, kini, yang ditekankan
adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang positif yang
mendukung pembelajaran. Ini menggunakan strategi proaktif preventif, bukan
menggunakan taktik disipliner reaktif. Para peneliti di bidang psikologi pendidikan
senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas
secara kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang hanya menekankan pada
disiplin (Brophy, 1996).
Manajemen kelas yang
efektif memiliki tujuan membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk
belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan,
dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Ketika memikirkan
tentang manajemen kelas yang efektif, guru yang tidak berpengalaman terkadang mengabaikan
lingkungan fisik. Desain lingkungan fisik kelas adalah lebih dari sekadar
penataan barang di kelas.
Berikut ini empat
prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Evertson, Emmer, &
Worsham, 2003):
- Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
- Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Penataan
Kelas
Dalam melakukan
penataan pada fisik kelas, pertanyaan sebelumnya adalah tipe aktivitas
pengajaran seperti apa yang akan diterima murid (seluruh kelas, kelompok kecil,
tugas individual, dll).
Dalam penataan kelas
standar, ada lima variasi susunan kursi kelas:
- Gaya auditorium, gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
- Gaya tatap muka, gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
- Gaya off-set, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
- Gaya seminar, gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
- Gaya Klaster, gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Berikut ini
langkah-langkah mendesain kelas:
- Petimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid.
- Buat gambar rencana tata ruang.
- Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas.
- Cobalah rancangkan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya.
Strategi umum dalam
menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran antara lain:
- Menggunakan gaya otoritatif. Adalah gaya yang restriktif dan punitif.
- Menggunakan gaya permisif. Memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Berikut ini kita akan
fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan
tidak efektif. Manajer kelas yang efektif:
- Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
- Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
- Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
- Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.