Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
Perspektif tentang Motivasi
Empat perspektif dalam motivasi:
- Behavioral
- Humanistik
- Kognitif
- Sosial
Perspektif Behavioral, menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid.
Pespektif Humanistik, menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan, untuk memilih nasib mereka. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sbb:
Pespektif Humanistik, menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan, untuk memilih nasib mereka. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sbb:
- Fisiologis (lapar, haus, tidur)
- Keamanan (bertahan hidup)
- Cinta dan Rasa memiliki (keamanan, kasih sayang, dan perhatian dari orang lain)
- Harga Diri (menghargai diri sendiri)
- Aktualisasi diri (realisasi potensi diri). Aktualisasi Diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.
Perspektif Kognitif, menurutnya pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspekif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan. Jika perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak di lebih-lebihkan.
Motivasi kompetensi, adalah ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
Motivasi untuk Meraih Sesuatu, terbagi dua:
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan), Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
Motivasi untuk Meraih Sesuatu, terbagi dua:
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan), Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Pandangan ini percaya
bahwa murid melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan
atau imbalan eksternal.
Pengalaman Optimal. Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang
besar. Pengalaman ini dapat terjadi ketika seseorang merasa mampu menguasai,
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik
Dua kegunaan imbalan
adalah, sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dan mengandung informasi
tentang penguasaan keahlian. Imbalan yang digunakan sebagai insentif
menimbulkan persepsi bahwa perilaku murid disebabkan oleh imbalan eksternal, bukan
oleh motivasi dalam diri murid untuk menjadi pandai.
Penting untuk mengkaji
adakah kandungan informasi kompetensi di dalam hadiah. Ketika hadia dikaitkan
dengan kompetensi, maka hadiah bisa menaikkan motivasi dan minat.
Pergeseran Developmental dalam Motivasi Ekstrinsik
Pergeseran kearah
motivasi ekstrinsik ini terjadi karena praktik naik kelas memperkuat orientasi
motivasi eksternal. Artinya, saat murid bertambah usia, mereka terkungkung
dalam penekanan tujuan dari naik kelas itu sendiri.
Proses Kognitif lainnya
Empat proses dari proses
kognitif:
1. Atribusi
Teori
Atribusi menyatakan bahwa dalam
usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi
untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi sendiri adalah
sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil.
Bernard Weiner
mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal:
§ Lokus. Persepsi murid tentang kegagalan dan kesuksesan
sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal.
§ Stabilitas. Persepsi murid terhadap stabilitas
dari suatu sebab yang memengaruhi ekspektasi kesuksesannya.
Daya kontrol. Persepsi
murid tentang daya control atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil
emosional seperti kemarahan, rasa bersalah, ras akasihan dan malu.
2.
Motivasi untuk menguasai
keahlian (mastery)
·
Mastery orientation,
pandangan personal yang melibatkan penugasan atas tugas, sikap, positif dan
strategi berorientasi solusi.
·
Helpless, pandangan
personal yang fokus pada ketidakmampuan personal, atribusi kesulitan pada
kurangnya kemampuan, dan sikap negatif.
·
Orientasi kerja,
pandangan personal yang lebih menitikberatkan pada hasil ketimbang proses.
3. Self-efficacy
Self-efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang
bisa menguasai situasi dan memproduksi hasil positif.
4. Penentuan Tujuan, Perencanaan, dan Monitoring
Diri
0 komentar:
Posting Komentar